Ujian Nasional yang menyesakkan...
Teng....teng....teng... Duughhg...Jantungku berdegub berhenti। Ketika jam dinding kayu kuno di Aliyah berbunyi 12 kali। Pak Ali melirik Mr।Pri yang lg memegang kepalanya yg digeleng2kan kepusingan dan dari tadi hanya mengucap 'terserah' berulang2 saat digoda teman2nya। He...he...he 'Lek' Muid dan Pak syakur hanya senyum2 menyaksikan pemandangan antik didpnnya. 'Bagaimana Pak, anak2 untuk UN-nya Bahasa Inggris? Dah siap?' Kata Pak Ali ditengah2 sendau gurau yg Serius. Ibarat dimedan perang, disaat nyawa sudah diujung rambut dan desingan peluru2 diatas kepala dan lewat dibawah ketiak, bukan tdk mungkin lg kena dan mati saat itu jg malah masih sempat2nya nonton Srimulat. Mr.Inggris hanya manggut2, dia mulai berpikir dan bersikap bijak menye-Can kondisi anak2 yg mulai ber-IQ jongkok, IQ pas dan IQ yg kelewat pas...pas....pas...dan beberapa puluh anak yg ber-IQ cerdas. Hasil print out dari otaknya, Hasil Try out pertama, kedua dan ketiga hmm...lumayan ancur. Kesehariannya lumayan sich॥Emang ni anak2 basicnya dr Pondok Pesantren asal tdk dr Pondok Pesakitan alias Penjara, jadi deh kegiatan seabrek mengurangi daya prestasi anak. Mau gimana lagi hayo? "Gimana, Pak?" Pak Ali mengulang pertanyaan karena blum ada tanggapan. "Wis to, Friend...friend. Gimana, tuh?" Mr.Jadi melotot sambil mendorong Peci Mr.Inggris. Jengkel atau Gemas ni orang, kok gokil gt. Dasar! Semua memusatkan perhatian dan menebak-nebak jawaban apa yg akan meluncur dari bi2r Mr.Inggris yg Jangkis ini, Jangkung tapi manis, gt loh hehehe. "Ya...." "Yaa, Apaa...?"serempak semua bertanya tdk sabar. "Fifty-fifty, Pak...."katanya keliatan lemes apa memang blum sarapan ni orang. "Terus?" "Sebagian anak dapat diandalkan, dan sebagian lagi perlu 'BLT'. Bukan tdk mungkin...jika 'BLT' ini telat disubsidi byak yg tidak 'sampai', Pak." kata Mr. Inggris rada mengkhawatirkan expresinya. "Wuuek...ek...ek...runyam nih" Bu Puji pecicilan. Pak Huda hanya melirik sinis. Pak Ali hanya senyum2. Bu Puji ndak tau aja kalau dinilai teman2 manja aja gt loh. Malah2 ada yg berseloroh 'Wah kesuwen ra kambon'! (Wah, Kelamaan tdk 'kena bau') Geerrrrhh.....Hehehe Bu Puji marah2 melihat semuanya pada menertawakannya, tapi kok ada senyumnya, ya? Hehehe jadi gokil, kalau yg menggoda Pak Kamad oke-lah. Ndak berani marah dia. Tapi kalau teman2, wis....ancur deh, Perang Dunia 100. "Solusinya bgni saja,' jam ke-9 les tambahan harus dioptimalkan pada Mapel2 tertentu yg mana anak mengalami kesulitan disana!" kata Mr. Pencetus diam2, Mr. Pri. "Kalau itu, saya yakin semua guru dah tahu mana yg perlu dibina dr Mapel masing2." "Betul, Pak!" Gimana lg ni Pemerintah, nilai minimal tahun Ujian kemarin 5,25 sekarang jadi 5,50. Ck...ck payah dh. Ancur ancur. sabar...sabar... |
diposting oleh Headika Arief Siswobudoyo pada 06.29
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda