Pendekar Dunia Langit Headika di kaki langit

Jumat, 03 Juli 2009

Senyum terindah.





Aura birunya yg menyelimuti tubuhnya sangat Agung. Senyum calm-nya dahsyat menyayat. Kata maaf 1000x belum bisa menandingi anggukan maafnya. Burung ciblek dan Muray bermain bulu melihat kehadirannya dimusim yg tdk tentu ini. Mana yg dinamakan jodoh? Mana jg yg dinamakan teman? Hati semakin bimbang ketika bertemu dgnnya. Entah dalam layar hitam, sua, suara dan mimpi.

Dia tersenyum bak bidadari hutan rimba yg mandi disungai misteri batu Merapi. Ada kalanya menentramkan Jiwa, dan kalanya menggersangkan jua. Jauh tapi dekat, dekat tapi maksiat. Mana yg diinginkan? Sepasang kijang curhat ttg rumput hijau dipadang Sabana yg berganti pemukiman. Kemana mereka dapat bertahan dgn mimpi sederhana mereka untuk hidup. Mereka pada jual tampang dan secuil daging untuk hidup.
"Cari uang Haram saja susah apalagi yg halal."kata seorang Tunasusila ketika dirazia Satpol PP. Yuk...kita hidup sederhana. Dengan cita-cita yg sederhana, yg penting cukup makan, minum dan sandang serta mapan dlm papan. HIDUP ADL SANDIWARA TUHAN, BAK DALANG MEMAINKAN CERITA DLM PEWAYANGAN. Jangan 'suka' terhadap seseorang yg pernah atau mirip dlm hidupmu, dan itu menyita perhatianmu. Karena itu adalah tipuan alam. Getaran cinta ke-dua yg hadir dlm hidupmu mampu menghipnotis focusmu. Easy going person adl kunci sukses membuka masa depan.
Hwusssh....( Aku menghembuskan nafas dalam penuh perasaan)
"Hmm.... 450km, telah aku lalui." Bisikku dalam hati. Sebentar lagi semuanya berubah drstis lagi deh kayaknya.
"Someone go and someone come....."
Dari jauh Aku melihat seorang penjual buah pepaya menuruni Rel kereta api ke arahku duduk di kursi tunggu di Stasiun Brumbung, Ganepo di wilayah Mranggen Demak ini. Kota kecil yang asyik, se-asyik kota yang akan aku kunjungi, dia tampak terhuyung- huyung karena beratnya beban di punggungnya.Sebuah kota kecil or layak disebut Kota Santri karena banyaknya Pondok Pesantren menyaingi Jombang Kediri dan Pamekasan Madura.
Aku senyum melihat dia tersenyum melihatku. Dasar teman SMP Gokil.
"kates...kates...mas."
"he...he...he kok gemandul to yu? Kok tidak berubah nasibnya"Guyonku.
"apanya?" kt mbk Darmi.
"bandulnya? Ya apa tadilah!" ktku senyum2.
" Pasti mau ke Pare lagi ta?"
"ya lah." kataku
"besok kpn mas? Perasaan kok tiap tahun ke Pare? Suka apa doyan tuh? he...he..."katanya memastikan.
"kamis,ni baru pesen tiket Kereta.. mau ikut to?
"he, piye to? mara Pare nyambi jualan kates ya? hahaha...sip2.

TO BE CONTINUED...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda